Malam di penghujung Januari 2007 itu beribu rasa berkecamuk di hati Tri Ernita. Tanda positif warna merah muncul di atas alat tes kehamilan. Sudah 1 minggu ini Ernita memang telat haid. Mual, lemas, dan pusing yang terasa seolah tertutup rasa bahagianya. Duabelas tahun menanti, kini si buah hati dambaan datang.
Kebahagiaan langsung menghampiri istri Fachrur Rozi itu waktu memeriksakan diri ke Klinik Yasmin Rumahsakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Ibu positif hamil! kata dr Andon Hestiantoro, SpOG(K).
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sejak setahun terakhir merawat Ernita dan Rozi itu langsung merekomendasikan calon ibu untuk banyak istirahat. Pada usia kehamilan rawan-usia Ernita 39 tahun-kandungan harus dijaga ketat. Tanpa banyak pertimbangan, akuntan itu langsung mengambil cuti di luar tanggungan selama 5 bulan.
Kabar bahagia pada awal Januari 2007 itu jawaban dari penantian panjang pasangan yang menikah pada 1995 itu. Sampai 2 tahun pernikahan belum ada tanda-tanda Ernita hamil.
Menurut dr H Taufik Jamaan, SpOG-dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumahsakit Bunda Jakarta Pusat, 3 hal yang perlu dianalisis pada pasangan yang sulit memiliki keturunan yakni siklus ovulasi, kualitas sperma, dan ovum. Siklus ovulasi berkaitan dengan siklus haid. Jika siklus haid tidak teratur, artinya ovulasi tidak berjalan normal.
Kualitas ovum dicek melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dari USG diketahui ukuran sel telur matang. Lazimnya berukuran 18-20 mm. Jika kurang, artinya telur yang terovulasi belum matang sehingga pembuahan oleh sperma tidak akan berhasil. Bila siklus dan kualitas ovum normal, perlu pengecekan saluran telur untuk melihat ada tidaknya penyumbatan. Penyumbatan disebabkan infeksi, radang panggul, atau keputihan kronis.
Pada laki-laki, analisis sperma dibutuhkan untuk mengecek jumlah dan kualitasnya. "Pada kasus infertilitas, 70% disebabkan oleh faktor laki-laki," tutur Taufik. Produksi sperma normal 20-juta sel/ml. Dari jumlah itu, 50% sperma mesti bergerak normal, minimal 30% berbentuk normal.
Siklus acak Pada kasus Ernita dan Rozi, rupanya siklus perempuan kelahiran 29 Maret 1968 itu tak normal. Lazimnya siklus haid setiap 28 hari, Ernita 40-50 hari sekali. Saat datang bulan, Ernita mengalami nyeri. Untuk mengatasi, dokter memberi obat perangsang ovulasi. Pemeriksaan hidrotubasi untuk mengecek ada tidaknya sumbatan pada saluran indung telur juga dijalani. Hasilnya, normal.
Pada 1999, dokter memvonis Ernita mengidap endometriosis, yaitu ditemukannya jaringan endometrium di luar rahim. Di tempat ini, endometrium tumbuh menjadi bercak, benjolan, dan berlekatan dengan jaringan sekitarnya. Adanya endometriosis antara lain akan menyebabkan rasa sakit pada perut bagian bawah yang kronis, sakit pada waktu haid, dan sulit hamil.
Ernita mengalami perlekatan di rongga panggul. Tindakan operasi dilakukan tahun itu juga. Tak hanya itu, laparoskopi, penanganan dengan sinar laser, juga dilakukan. Laparaskopi untuk mengatasipolycistic ovary yang diderita Ernita. Disebutpolycystic ovary bila kilang telur atau ovarium seorang wanita bengkak. Penyebabnya sel telur telah terperangkap dalam ovarium dan tidak menetas pada masa subur.
Sayang, pascaoperasi belum juga terlihat tanda-tanda kehamilan. Ernita mencoba pengobatan alternatif. Atas anjuran teman, Ernita berobat ke seorang romo di Bogor. Ia diberi jamu-jamuan dalam kemasan yang harus dikonsumsi sehari 2 kali. Namun, Ernita hanya mengkonsumsinya tak lebih dari sebulan. "Karena saya terlalu sibuk, ditambah lagi konsumsi jamu itu repot," ungkapnya.
Kehadiran buah hati sepertinya jauh api dari panggang. Apalagi pada 2002 Ernita sekali lagi mesti menjalani operasi endometriosis. Toh keduanya pantang menyerah, perempuan berkulit putih itu tetap menjalani pengobatan dr H Z Djamal, SpOG dan dr Muharram, SpOG. Mereka memberi obat profertil untuk merangsang ovulasi.
Ernita mengkonsumsi tablet profertil setiap bulan pada hari ke-5 sampai 15 setiap datang masa haid. Pada hari ke-15 itulah Ernita memeriksakan kandungan untuk mengecek ovulasi dan pematangan sel telur. Hasilnya kondisi sel telur normal, tapi kehamilan tak kunjung datang.
Pada 2004, pasangan yang tinggal di Bekasi itu memutuskan menempuh jalur inseminasi. "Inseminasi biasa ditempuh pasangan yang sulit punya keturunan. Caranya dengan memilih sperma berkualitas, kemudian menginseminasikannya ke rahim seseorang yang sel telurnya siap dibuahi," ungkap dr Taufik Jamaan, SpOG. Inseminasi pertama gagal. Pada 2005, inseminasi kembali dilakukan, tapi tetap tak membuahkan hasil. Karena masih penasaran, pasangan yang selalu sibuk dengan pekerjaannya itu mencoba lagi pada September 2006. Namun, inseminasi itu pun tak berhasil. Hingga akhirnya dokter Andon menyarankan untuk menghentikan obat profertil dan disetujui Ernita.
Madu eksklusifPucuk dicinta ulam tiba. Seorang teman Ernita yang baru pulang dari Selandia Baru menawarkan madu dari Australia. Pada Juli 2006, ia mulai mencoba Manuka Honey itu. Anak ke-3 dari 5 bersaudara itu mengaku tertarik mengkonsumsi madu karena staminanya sering drop. Akibatnya gangguan ringan seperti flu, radang tenggorokan dan sariawan sering menghinggapinya.
Sebulan mengasup madu, Ernita langsung merasakan manfaatnya. "Flu tak pernah kambuh lagi," ungkap Ernita. Tak hanya itu sariwan yang jadi langganannya pun sangat cepat sembuh setelah dioleskan madu Manuka. Berawal dari efek yang dirasakan itulah, Ernita meyakini madu manuka memiliki kandungan luar biasa untuk menjaga kesehatan dan stamina.
Sejak itu pula pasangan itu rutin mengkonsumsi satu sendok makan madu manuka setiap pagi. Rozy mengikutinya pada malam hari dengan dosis persis istrinya. Sebotol isi 500 g biasanya habis dikonsumsi selama 3 minggu.
Tak diduga, anugerah tak ternilai datang di saat mereka tengah merencanakan program bayi tabung. Siklus haid yang teratur sejak program inseminasi buatan tiba-tiba terlambat. Tak mau banyak berharap, Ernita mengambil alat tes kehamilan dan mencelupkan ke dalam urine. Hasilnya, positif. Keyakinan kian membuncah ketika dokter mengamini kehamilan Ernita yang memasuki usia 3 minggu.
Herbalis Lina Mardiana menyebutkan kandungan madu murni yang belum diolah dapat meningkatkan gairah seksual dan meningkatkan kekentalan sperma. Selain itu madu dapat merangsang pematangan sel telur dan menguatkan rahim. Kini saat kandungan memasuki usia 5 bulan, Ernita masih rajin mengkonsumsi madu manuka. Demi si jabangbayi, perempuan energik itu memilih beristirahat di rumah. Perjuangan selama 12 tahun kini terjawab sudah. (Nesia Artdiyasa)
Kebahagiaan langsung menghampiri istri Fachrur Rozi itu waktu memeriksakan diri ke Klinik Yasmin Rumahsakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Ibu positif hamil! kata dr Andon Hestiantoro, SpOG(K).
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sejak setahun terakhir merawat Ernita dan Rozi itu langsung merekomendasikan calon ibu untuk banyak istirahat. Pada usia kehamilan rawan-usia Ernita 39 tahun-kandungan harus dijaga ketat. Tanpa banyak pertimbangan, akuntan itu langsung mengambil cuti di luar tanggungan selama 5 bulan.
Kabar bahagia pada awal Januari 2007 itu jawaban dari penantian panjang pasangan yang menikah pada 1995 itu. Sampai 2 tahun pernikahan belum ada tanda-tanda Ernita hamil.
Menurut dr H Taufik Jamaan, SpOG-dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumahsakit Bunda Jakarta Pusat, 3 hal yang perlu dianalisis pada pasangan yang sulit memiliki keturunan yakni siklus ovulasi, kualitas sperma, dan ovum. Siklus ovulasi berkaitan dengan siklus haid. Jika siklus haid tidak teratur, artinya ovulasi tidak berjalan normal.
Kualitas ovum dicek melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dari USG diketahui ukuran sel telur matang. Lazimnya berukuran 18-20 mm. Jika kurang, artinya telur yang terovulasi belum matang sehingga pembuahan oleh sperma tidak akan berhasil. Bila siklus dan kualitas ovum normal, perlu pengecekan saluran telur untuk melihat ada tidaknya penyumbatan. Penyumbatan disebabkan infeksi, radang panggul, atau keputihan kronis.
Pada laki-laki, analisis sperma dibutuhkan untuk mengecek jumlah dan kualitasnya. "Pada kasus infertilitas, 70% disebabkan oleh faktor laki-laki," tutur Taufik. Produksi sperma normal 20-juta sel/ml. Dari jumlah itu, 50% sperma mesti bergerak normal, minimal 30% berbentuk normal.
Siklus acak Pada kasus Ernita dan Rozi, rupanya siklus perempuan kelahiran 29 Maret 1968 itu tak normal. Lazimnya siklus haid setiap 28 hari, Ernita 40-50 hari sekali. Saat datang bulan, Ernita mengalami nyeri. Untuk mengatasi, dokter memberi obat perangsang ovulasi. Pemeriksaan hidrotubasi untuk mengecek ada tidaknya sumbatan pada saluran indung telur juga dijalani. Hasilnya, normal.
Pada 1999, dokter memvonis Ernita mengidap endometriosis, yaitu ditemukannya jaringan endometrium di luar rahim. Di tempat ini, endometrium tumbuh menjadi bercak, benjolan, dan berlekatan dengan jaringan sekitarnya. Adanya endometriosis antara lain akan menyebabkan rasa sakit pada perut bagian bawah yang kronis, sakit pada waktu haid, dan sulit hamil.
Ernita mengalami perlekatan di rongga panggul. Tindakan operasi dilakukan tahun itu juga. Tak hanya itu, laparoskopi, penanganan dengan sinar laser, juga dilakukan. Laparaskopi untuk mengatasipolycistic ovary yang diderita Ernita. Disebutpolycystic ovary bila kilang telur atau ovarium seorang wanita bengkak. Penyebabnya sel telur telah terperangkap dalam ovarium dan tidak menetas pada masa subur.
Sayang, pascaoperasi belum juga terlihat tanda-tanda kehamilan. Ernita mencoba pengobatan alternatif. Atas anjuran teman, Ernita berobat ke seorang romo di Bogor. Ia diberi jamu-jamuan dalam kemasan yang harus dikonsumsi sehari 2 kali. Namun, Ernita hanya mengkonsumsinya tak lebih dari sebulan. "Karena saya terlalu sibuk, ditambah lagi konsumsi jamu itu repot," ungkapnya.
Kehadiran buah hati sepertinya jauh api dari panggang. Apalagi pada 2002 Ernita sekali lagi mesti menjalani operasi endometriosis. Toh keduanya pantang menyerah, perempuan berkulit putih itu tetap menjalani pengobatan dr H Z Djamal, SpOG dan dr Muharram, SpOG. Mereka memberi obat profertil untuk merangsang ovulasi.
Ernita mengkonsumsi tablet profertil setiap bulan pada hari ke-5 sampai 15 setiap datang masa haid. Pada hari ke-15 itulah Ernita memeriksakan kandungan untuk mengecek ovulasi dan pematangan sel telur. Hasilnya kondisi sel telur normal, tapi kehamilan tak kunjung datang.
Pada 2004, pasangan yang tinggal di Bekasi itu memutuskan menempuh jalur inseminasi. "Inseminasi biasa ditempuh pasangan yang sulit punya keturunan. Caranya dengan memilih sperma berkualitas, kemudian menginseminasikannya ke rahim seseorang yang sel telurnya siap dibuahi," ungkap dr Taufik Jamaan, SpOG. Inseminasi pertama gagal. Pada 2005, inseminasi kembali dilakukan, tapi tetap tak membuahkan hasil. Karena masih penasaran, pasangan yang selalu sibuk dengan pekerjaannya itu mencoba lagi pada September 2006. Namun, inseminasi itu pun tak berhasil. Hingga akhirnya dokter Andon menyarankan untuk menghentikan obat profertil dan disetujui Ernita.
Madu eksklusifPucuk dicinta ulam tiba. Seorang teman Ernita yang baru pulang dari Selandia Baru menawarkan madu dari Australia. Pada Juli 2006, ia mulai mencoba Manuka Honey itu. Anak ke-3 dari 5 bersaudara itu mengaku tertarik mengkonsumsi madu karena staminanya sering drop. Akibatnya gangguan ringan seperti flu, radang tenggorokan dan sariawan sering menghinggapinya.
Sebulan mengasup madu, Ernita langsung merasakan manfaatnya. "Flu tak pernah kambuh lagi," ungkap Ernita. Tak hanya itu sariwan yang jadi langganannya pun sangat cepat sembuh setelah dioleskan madu Manuka. Berawal dari efek yang dirasakan itulah, Ernita meyakini madu manuka memiliki kandungan luar biasa untuk menjaga kesehatan dan stamina.
Sejak itu pula pasangan itu rutin mengkonsumsi satu sendok makan madu manuka setiap pagi. Rozy mengikutinya pada malam hari dengan dosis persis istrinya. Sebotol isi 500 g biasanya habis dikonsumsi selama 3 minggu.
Tak diduga, anugerah tak ternilai datang di saat mereka tengah merencanakan program bayi tabung. Siklus haid yang teratur sejak program inseminasi buatan tiba-tiba terlambat. Tak mau banyak berharap, Ernita mengambil alat tes kehamilan dan mencelupkan ke dalam urine. Hasilnya, positif. Keyakinan kian membuncah ketika dokter mengamini kehamilan Ernita yang memasuki usia 3 minggu.
Herbalis Lina Mardiana menyebutkan kandungan madu murni yang belum diolah dapat meningkatkan gairah seksual dan meningkatkan kekentalan sperma. Selain itu madu dapat merangsang pematangan sel telur dan menguatkan rahim. Kini saat kandungan memasuki usia 5 bulan, Ernita masih rajin mengkonsumsi madu manuka. Demi si jabangbayi, perempuan energik itu memilih beristirahat di rumah. Perjuangan selama 12 tahun kini terjawab sudah. (Nesia Artdiyasa)
0 komentar:
Posting Komentar