Di AS baru-baru ini dirilis sebuah hasil penelitian yang menyatakan bahwa penderita parkinson bisa menurunkan risiko parkinson hingga 30 persen jika orang tersebut makan sayuran dua kali seminggu atau lebih.
Hal ini disampaikan oleh Dr Searles Nielsen, seperti dilansir Mirror, Minggu (12/5/2013), dari University of Washington di Seattle, AS, yang menyatakan bahwa para ilmuwan telah menemukan adanya hubungan antara reseptor otak dengan pola makan 600 pasien parkinson. Para ahli mempelajari pola makan 500 pasien yang didiagnosis memiliki penyakit Parkinson.
Lebih lanjut Nielson menyatakan "Penelitian kami ini bertujuan untuk menyelidiki diet apa yang baik untuk penderita parkinson dan risiko mengembangkan penyakit Parkinson,"
Dan hasilnya, sayuran seperti paprika, tomat, kentang dan terong ternyata bisa mengurangi risiko parkinson hingga 30 persen.
"Ada sejumlah faktor lainnya yang saat ini masih dalam penelitian, yang mungkin bisa menurunkan risiko seperti merokok, minum kopi dan berolahraga".
Sementara ahli gizi Catherine Collins, dari St George's Hospital NHS Trust di London, mengatakan bahwa penelitian ini sama seperti diet gaya Mediterania yang makan lebih banyak sayuran seperti tomat dan paprika.
via.liputan6.com
Hal ini disampaikan oleh Dr Searles Nielsen, seperti dilansir Mirror, Minggu (12/5/2013), dari University of Washington di Seattle, AS, yang menyatakan bahwa para ilmuwan telah menemukan adanya hubungan antara reseptor otak dengan pola makan 600 pasien parkinson. Para ahli mempelajari pola makan 500 pasien yang didiagnosis memiliki penyakit Parkinson.
Lebih lanjut Nielson menyatakan "Penelitian kami ini bertujuan untuk menyelidiki diet apa yang baik untuk penderita parkinson dan risiko mengembangkan penyakit Parkinson,"
Dan hasilnya, sayuran seperti paprika, tomat, kentang dan terong ternyata bisa mengurangi risiko parkinson hingga 30 persen.
"Ada sejumlah faktor lainnya yang saat ini masih dalam penelitian, yang mungkin bisa menurunkan risiko seperti merokok, minum kopi dan berolahraga".
Sementara ahli gizi Catherine Collins, dari St George's Hospital NHS Trust di London, mengatakan bahwa penelitian ini sama seperti diet gaya Mediterania yang makan lebih banyak sayuran seperti tomat dan paprika.
via.liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar